Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Pages

Senin, 31 Januari 2011

Goresan Penaku, Puisi I

"Kawan Menjadi Insan Tak Terpisahkan"
Dulu kita menjadi kawan…
Kawan sepermainan…
Tapi taukah kamu kawan…
Sekarang kita menjadi insan yang tak terpisahkan…
Kau mampu menjadi sandaran…
Ketika hatiku sedang kesepian…

Kau mampu menjadi pegangan…
Ketika keyakinanku tergoyahkan…
Terimakasih Tuhan…
Akan ku jaga cinta ini dengan segenap perasaan…

Jumat, 28-01-2011
21.09 pm

Read More...

Senin, 24 Januari 2011

cerkakKu

"Ternyata Sopir Juga Bisa Mabuk"
Tanggal 16 Januari lalu, saya pergi berlibur ke Malang untuk sekedar melepas jenuh dan penat karena pelajaran di sekolah yang begitu melelahkan. Maklumlah sudah kelas tiga, jadi wajar saja kalau setiap hari harus di sibukkan oleh kegiatan belajar dan belajar. Saya pergi ke Malang dengan adik perempuan saya, om, tante, anak perempuan om saya, dan keponakannya. Total semuanya ada 6 orang.
Saya bersama saudara-saudara saya berangkat sekitar pukul 09.15 WIB dengan mengendarai mobil avanza milik om saya. Dengan berdoa terlebih dahulu mobil avanza itu pun mulai berjalan dengan perlahan meninggalkan halaman rumah. Setelah memakan waktu sekitar dua jam, tepatnya jam 11.15, kami pun sampai di tempat wisata yang sudah direncanakan oleh tante saya. Yaitu JatimPark II. Rencananya hari itu kita akan mengunjungi dua tempat wisata terkenal yang ada di Malang, yaitu JatimPark II dan Batu Night Spectacular (BNS).

Setelah membeli tiket sebanyak enam buah, kami pun langsung masuk ke area wisata. Yah. Cukup membuat pikiran saya segar. Karena di dalam area wisata itu terdapat banyak pohon-pohon rindang dan juga binatang-binatang yang didatangkan langsung dari luar negeri. Setelah kira-kira dua jam menikmati pemandangan di wisata itu, kami pun menuju musolla dan sholat dhuhur di musolla tersebut. Ternyata rencana awal kita gagal. Tapi tak apalah. Justru saya lebih senang dengan gagalnya rencana itu.
Tiket yang seharga Rp 80.000,00 tadi ternyata terdiri dua paket. Yaitu untuk ke JatimPark I dan JatimPark II, akhirnya setelah sholat dhuhur, kami pun menuju ke tempat wisata JatimPark I yang letaknya tak jauh dari JatimPark II. Kira-kira lima belas menit kemudian, mobil pun berhenti di tempat parkir JatimPark I. Meskipun cukup lelah, saya pun berusaha untuk tetap menikmati pemandangan yang ada.
Ternyata sangat jauh berbeda dengan JatimPark II. Di JatimPark I, saya bersama keluarga saya bisa menikmati berbagai permainan yang bisa memacu adrenalin. Tak hanya itu saja, disana kita juga bisa melihat patung-patung adat, belajar tentang sains dan teknologi, sampai masuk ke rumah hantu. Wah..Masih ada yang ketinggalan. Saya dan keluarga saya juga sempat melihat film tiga dimensi.
Setelah puas disana, kami pun menuju BNS yang tergolong tempat wisata yang masih baru. Tempat wisata ini buka jam tiga sore, sesuai dengan namanya “Batu Night Spectacular”. Wahananya pun tak jauh berbeda dengan yang ada di JatimPark, hanya ada beberapa wahana yang belum saya jumpai di JatimPark. Seperti Rumah kaca dan Lampion. Saat kami akan melanjutkan perjalanan pulang, hujan turun sangat deras sekali. Akhirnya kami menunda beberapa saat sampai hujan reda.
Sekitar jam tujuh malam, kami pun berangkat pulang. Om saya yang sedari tadi memegang setir, tak berani melaju dengan kecepatan tinggi, karena kondisi jalan yang licin. Saya, keponakan om saya, dan adik saya pun tertidur lelap di jok mobil kedua. Sedangkan tante saya duduk di depan bersama anak perempuannya, dan om saya yang sedang berkonsentrasi menyetir.
Sekitar dua jam melanjutkan perjalanan, saya terbangun karena mobil mengerem dengan tiba-tiba. Ternyata om saya masuk angin. Dia muntah-muntah dan merasa kepalanya pusing. Saya pun sempat berpikir. Kok tumben ada sopir mabuk, padahal penumpang yang lain nggak ada yang mabuk. Saya pun tak begitu menghiraukan keadaan om saya dan karena sangat capek, saya pun tertidur kembali.
Setengah jam kemudian, mobil berhenti lagi. Om saya kembali muntah-muntah. Bertepatan dengan itu, telepon seluler saya berdering. Ternyata ada panggilan dari ibu saya.
“Sampek mana, Nduk?” Tanya ibu.
“Bentar lagi sampek rumah, Buk. Setengah jam lagi. Om masih muntah-muntah. Masuk angin,” jawab saya.
“Lha kok bisa?? Apa di jemput sopir saja ta?” Tanya ibu dengan perasaan yang sangat khawatir.
Tetapi saya menolaknya. Toh perjalanan untuk sampai ke rumah juga nggak begitu jauh. Dan om saya pun diperkirakan masih kuat menyetir mobil sampai ke rumah. Alhamdulilah. Akhirnya kami semua tiba di rumah dengan selamat. Dan satu yang tidak akan saya lupakan adalah ternyata seorang sopir juga bisa mabuk perjalanan. ^-^
Read More...